CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 05 Oktober 2013

Nasihat Ayah Dalam Perjalanan


"Nak, suatu saat nanti kau akan mampu pahami, betapa majemuknya jalan hidup yang dilalui seseorang. Seperti hari ini, kau berpisah dengan Ayah menuju terminal yang berbeda. Namun, pada akhirnya kita menuju pada satu pemberhentian terakhir. Seberapapun sering engkau transit, ingat, kau selalu punya tujuan akhir. Jaga dirimu baik-baik. Tidak selamanya engkau dalam penjagaan Ayah. Siapapun nantinya (manusia) yang menjagamu, semoga nantinya ia menemanimu dengan baik menuju terminal akhir. Semoga, kita dipertemukan lagi disana, di terminal akhir.”

Kata seorang Ayah kepada anak gadisnya yang terus bertanya. “Mengapa kita berhenti dulu disini? Mengapa kita mengambil rute ini? Mengapa ada penumpang yang naik, beserta itu pula ada yang turun? Mengapa begini, mengapa begitu, Yah?”

Gadis kecil itu mengangguk-anggukkan kepala. Berpura-pura memahami maksud Ayah. Padahal, jauh di kedalaman hatinya, ada definisi yang belum tercerna sempurna. Seperti bolus-bolus dalam perut ruminansia, yang suatu waktu dimuntahkan kembali dan mewujud tanda tanya.

"Ayah, apakah kita satu tujuan? Apakah kita menuju satu terminal?"

Dan sang Ayah pun terus berbicara. Bergumam dengan dirinya sendiri. Sesekali tercenung, bahwa gadis kecilnya sudah sebesar ini. Dan dengan malu-malu, dalam benak Ayah tersembul rahasia, bahwa anak perempuan tetaplah anak perempuan. Gadis kecil Ayah, sampai kapanpun.

"Siapapun nantinya (manusia) yang menjagamu, semoga nantinya ia menemanimu dengan baik menuju terminal akhir."

Ayah terus mengulang-ulang kalimat itu. Sementara gadis kecil yang ia genggam erat tangannya, terus menganggukkan kepala. Entah benar-benar paham, atau barangkali hanya berpura-pura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar