CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 16 November 2011

kisah sang peri

tersebutlah disuatu zaman dimana terdapant peri yang hidup dalam kesunyian, ketika sayapnya lelah untuk mengitari nyata, duduk bersimpuh dalam sunyi yang mencekap, bersenda bersama malam yang menghibur dalam kebisuan. tetes air matanya bak rinai hujan yang menetes dalam tiap rintiknya, melewati jelaga waktu, menyandarkan sayap lelahnya, sejenak, sebelum kembali terbang mengitari nyata dan berimaji.

ketika sayapnya terluka, sang peri nampak lemah, matanya sayu, tubuhnya letih, bahkan semangatnya pun seakan tak mampu menjadi energinya, seperti biasa, nampak ceria dan menghibur sekelilingnya. ketika pupus menyanderanya, sang peri bagaikan hidup dalam jeruji yang tak nampak, namun membuatnya sulit bergerak, lemah dan melemah.

terdampar semakin parah dalam bukit tak bernama, sorotan mata nanar seakan makin membunuhnya, mematikan sudut demi sudut asanya, gulita bak petir yang menyambar, bahkan hingga tak sanggup terbangkan sayapnya, sayap kecil sang peri yang penuh semangat, memudar tak bersisa.

hingga suatu hari, ketika asa kian melemah, sayapnya kian ringkih, datanglah suatu yang merubah perlahan demi perlahan, ia adalah HARAPAN, harapan yang membuat energi untuk terus bertahan, menjadi penyeka kala lelahnya kembali hadir, harapan yang indah, indah dalam pengertian indah dalam hakikat sang peri.

harapan yang membuatnya tetap tersenyum, bertahan, dan mengubah segalanya menjadi indah, harapan yang berasal dari pikiran, atas segala rasa yang hadir, dimana rasa itu sebagai tamu, dan paradigma sebagai pilihan, tapi berusahalah untuk memberi yang terbaik, meski terkadang berbagai rasa itu hadir, tapi yakinlah itu yang terbaik, belajarlah dari alkisah sang peri, dalam hidup tak ahyal diliputi berbagai rasa, salah satunya kecewa, namun tetaplah mencoba untuk memberikan yang terbaik, berfikirlah ketika kita dikecewakan, mungkin saja sakit yang kita rasa, tapi berusahalah mengubah paradigma, untuk tidak mentransfer kecewa itu kembali kepada sekeliling kita, namun berusahalah memberikan hal positif, dengan ikhlas, bahasa universal itu akan menyampaikan, apa, knp, siapa, dan untuk apa kita ada, bersyukur atas waktu yang masih dipercayakan, dan berusahalah ujntuk tetap mengusahakan yang terbaik dan terindah.

mengubah sunyi menjadi ceria, merubah sakit menjadi sehat, merubah lelah menjadi semangat, merubah menjadi sesuatu yang berarti, hari ini, esok, sampai nanti, batas waktu kita untuk beristirahat dari kelelahan :)